Senin, 06 November 2017

IMALA surati DKPP RI


Terhitung tanggal 06 November 2017 IMALA mengirim surat pengaduan kepada DKPP RI terkait indikasi Pelanggaran yang dilakukan oleh komisioner panwaskab dan KPU Kab Lebak tentang rekruitmen panwascam dan PPK.
Dalam surat pengaduanya Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) meminta dan menuntut kepada DKPP RI untuk :
1. Memeriksa Komisioner panwaskab dan KPU Kab. Lebak terkait rekruitmen anggota panwascam dan PPK.
2. Memeriksa seluruh hasil tes administrasi, tertulis dan wawancara   serta mempublikasikan nilai tertinggi sesuai  rangking.
3. Memberikan sanksi tegas kepada komisioner Panwaskab dan KPU Kab.Lebak dan
4. Memecat Komisioner Panwaskab dan KPU Kab Lebak

Ketua Umum IMALA Dudi Haryudi mengatakan Komisioner Panwaskab dan KPU Kab. Lebak tidak transparan hal ini bisa di lihat dari tidak dipaparkanya nilai CAT dan hasil tes lainya serta tidak dirangking sebagaimana mestinya.

Penyelanggara pemilu harusnya transparan dari proses recruitmen sampai hasil selekesi , "toh ini badan publik masyarakat harus tau hasilnya secara gamblang". Imbuhnya

Selain itu dudi juga menyayangkan hasil seleksi anggota panwascam dan PPK masih ada yang merangkap jabatan atau double job.

Ketika kita investigasi masih ada nama yang merangkap jabatan dengan PKH dan P3MD. Padahal surat keputusan kemensos terkait PKH dan surat edaran DPMD jelas mengatakan “dilarang double job yaitu menjadi pegawai/petugas pelaksana pemilu/pilkada tingkat pusat atau daerah”.

Hal ini bukanlah kelalain tapi kesengajaan dan komisioner menurut kami sudah melanggar kode etik yang telah meloloskan anggota panwascam dan PPK yang tidak memenuhi syarat serta tidak memperhatikan peraturan perundang undngan yang berlaku. Pangkasnya.

Belum lagi permasalahan imparsialitas yaitu rasa keadilan bagi semua pihak. Komisioner Panwaskab dan KPU kab. Lebak telah mencederai rasa keadilan dimana dalam ayat 3 pasal 52 uu no 07 tahun 2017 tentang pemilihan umum yaitu “memperhatikan komposisi paling sedikit 30% keterwakilan perempuan”

Menurut ketua Pemberdayaan Perempuan IMALA Dyna damaiyanti  Kami sebagai aktivis perempuan merasa terdzolimi atas tindakan diskriminatif komisioner panwaskab dan KPU kab. Lebak yang tidak memperhatikan komposisi keterwakilan perempuan."keadilan yang harusnya menjadi prinsip demokrasi malah di cederai dengan kepentingan golongan dan pribadinya". Ujarnya.

Kami sangat kecewa dengan buruknya kinerja komisioner Panwaskab dan KPU Kab Lebak yang telah mengabaikan prinsip prinsip demokrasi . “kinerja yang ambruadul dan terkesan kolusi dan nepotisme ini harus diberi sanksi yang tegas dan pemecatan. Tutupnya

Jumat, 01 September 2017

Save Rohingya


IMALA (Ikatan Mahasiswa Lebak) Turut Prihatin atas tindakan tidak manusiawi pemerintah myanmar terhadap etnis Muslim Rohingya, IMALA mengutuk keras segala bentuk  kebiadaban dan kejahatan yang dilakukan pemimpin Myanmar.
Ketua Umum IMALA Dudi Haryudi menyebut kekerasan yang dilakukan terhadap muslim rohingya merupakan bentuk kejahatan manusiawi yang tidak bisa ditolerir.
IMALA menyatakan miris dengan kondisi di myanmar, seolah olah negara ASEAN dan PBB diam tanpa ada solusi yang jelas, ujar Dudi Haryudi
menurut Dudi langkah pengusiran dubes myanmar dari RI merupakan langkah yang tepat. segera angkat kaki dari RI jika myanmar tidak becus menjaga perdamaian dan menyelesaikan konflik dinegaranya. ujarnya.
Selain itu Dudi juga mengajak kepada semua komponen mahasiswa dan pemuda lebak untuk menggalang solidaritas muslim rohingnya. Save Rohingya. tutupnya.

Rabu, 30 Agustus 2017

Undangan Terbuka



Perihal : Undangan

Kepada Kawan/Sahabat/ Bapak/Ibu
di-Tempat

Salam Sejahtera Untuk Kita Semua.
Sehubungan dengan Akan dilaksanakanya Pelantikan Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Lebak Serang Raya (PC. IMALA Serang Raya) Maka Kami Panitia Pelaksana Mengundang secara terbuka Kepada Kawan/Sahabat/Bapak/Ibu dalam Acara tersebut yang akan dilaksanakan pada :
Hari       : Kamis
Tanggal : 07 September 2017
Waktu    : 14.00 WIB
Tempat  : Gedung Pc. NU Serang
Tema     : "Bergerak Bersama Membangun Lebak Yang Bermartabat"

Demikian surat terbuka ini dibuat, kami ucapkan terimkasih dan penghargaan yang sebesar besarnya atas waktu nya. Mohon maaf atas keterbatasan.

Juangmu Takan Terhenti Takan Mati

ttd
Panitia Pelaksana

Kamis, 27 Juli 2017

Rafika Karim siap bersaing menuju Ketua Cabang Jakarta Raya IMALA


Rafika Karim lahir di Lebak 24 Agustus 1993, aktif sebagai mahasiswa Universitas Pamulang jurusan Teknik Informatika ini siap bersaing menuju tahta ketua cabang Jakarta raya Ikatan Mahasiswa Lebak perwakilan komisariat Pamulang. selain aktif sebagai kader IMALA beliau juga aktif berorganisasi di lingkungan kampus.pernah aktif di LDK kampus dan sekarang aktif di copala indonesia . Aktivis PMII ini berjanji membawa kejayaan IMALA PC Jakarta Raya.
dengan visi-misi  yaitu : Mengeratkan Kekeluargaan Ikatan Mahasiswa lebak Cabang jakarta raya. serta mengaktifkan kajian mengenai isue isue kedaerahan maupun nasional.

Mohon doa dan dukungannya semoga terus berkarya dan mengabdi kepada Lebak tercinta. pungkasnya.

Calon Ketua Cabang Jakarta Raya Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA)



Iqbal Nurhifdiansyah siap maju menjadi Ketua Cabang Jakarta Raya pada MUSCAB VIII IMALA PC Jakarta raya tanggal 29 Juli 2017. Aktif sebagai Mahasiswa yang kuliah Jurusan Manajemen Informatika di BSI Ciputat ini adalah kader Ikatan Mahasiswa lebak (IMALA) perwakilan Komisariat UIN Jakarta.
Selain aktif di IMALA beliau juga sebagai ketua Umum Komando BSI SE Jabodetabek periode 2016-2017.  Aktivis kelahiran Lebak 26 Desember 1996  bertekad melanjutkan estafeta perjuangan organisasi IMALA. Adapun visi misinya yaitu : Menjadikan IMALA Cabang Jakarta Raya Sebagai Organisasi Yang Berkualitas, Kreatif, bertanggung jawab serta mampu beradaptasi.
Mohon dukunganya dan doa untuk senantiasa berada didalam sebuah perjuangan organisasi. tutupnya.

Senin, 22 Mei 2017

Semangat Harkitnas; IMALA Menanam Pohon Lindung Dipinggiran Sungai Ciujung


Sejumlah pengurus pusat dan perwakilan cabang Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) menanam pohon di bantaran kali ciujung rangkasbitung hari senin tanggal 22 Mei 2017. Kegiatan menanam pohon ini merupakan semangat pemuda dalam memperingati hari kebangkitan nasional.
Menurut Ketua Pelaksana Nurhidayat Septiawan kabupaten Lebak diprediksi akan mengalamai kegundulan hutan dan rawan bencana longsor, oleh karenanya IMALA akan terus menggalakan go green di kabupaten Lebak.
Ini salah satu kegiatan berkelanjutan yang sebelumnya kita sudah menanam seribu pohon di daerah wisata baduy. Kita konsisten mencintai kabupaten Lebak dengan terus mengupayakan dan melestarikan lingkungan hijau. Imbuhnya.
Aktivis UIN Jakarta ini juga berkata mahasiswa sebagai ujungtombak pemuda harus peka dengan lingkungan sekitar, mari dijaga hutan dan sungai kita, kalau bukan kita siapa lagi.tutupnya.

Selain itu ketua Umum IMALA Dudi Haryudi mengapresiasi kegiatan menanam pohon ini, semoga dengan kesadaran kita mencintai lingkungan dapat memberikan stimulus kepada masyarakat untuk lebih bijak dan tidak lagi merusak hutan secara berlebihan.
ketua IMALA yang akrab dipanggil dudex ini juga terus menggenjot dan mengintruksikan kepada pengurus IMALA baik dari tataran komisariat, cabang dan pusat untuk terus berkarya meski karya kita kecil yang penting bermanfaat. pungkasnya.

Selasa, 16 Mei 2017

Era kritis vs Era apatis; tragedi Mei


Fakta sejarah bahwasanya Mei 1998 merupakan era kritik mahasiswa dan rakyat dalam menyampaikan aspirasi. Keberanian mahasiswa melawan kokang senjata sangat luar biasa. keberanian bertaruh nyawa demi membela hak hak rakyat pada masa itu. era mei 2017 mahasiswa terdiam dengan sendirinya sikap hedonisme membungkam respon mahasiswa. segala bentuk penindasan dan ketidak adilan dimasyarakat sudah menjamur akan tetapi masa bodo dan sikap apatis mahasiswa menjadi faktor pemerintah berleha leha dalam menjalankan tugas negaranya.
inilah tragedi mei sesungguhnya, para aktivis dan pejuang aspirasi bersedih melihat generasi mahasiswa terdiam.
ayo bangkit mahasiswa, suarakan keluh kesah rakyat kepada pemimpin pemimpin negeri yang telah berhianat akan janji janjinya. hidup mahasiswa!!!

Isu Aksi Mahasiswa 20 mei 2017; Ketua IMALA mengimbau satu komando satu perjuangan



Isu yang beredar di medsos dan pesan berantai di pesan elektronik tentang aksi mahasiswa 20  Mei 2017 tentang agenda penurunan presiden Jokowi merupakan bentuk gejolak sosial yang mulai kronis.

Ketidak percayaan sekelompok sosial telah merenggut rasio akan tetapi fakta dilapangan pun tidak bisa dipungkiri bahwa terjadinya kesenjangan dimasyarakat.

Naiknya tarif listrik dasar, bahan bakar minyak yag tiba-tiba naik, harga-harga kebutuhan pokok mahal dan semakin sulitnya lapangan pekerjaan yang menambah penderitaan rakyat belum lagi konflik horizontal yang semakin memburuk.

Dengan isu yang terus beredar dikalangan mahasiswa tentang aksi tersebut. ketua umum Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) Dudi Haryudi menghimbau kepada seluruh kader, pengurus dan anggota IMALA untuk tetap menjaga kondusifitas dan berpegang teguh kepada ciri khas mahasiswa yaitu sebagai kontrol sosial. terus rapatkan barisan dan tetap satu komando satu perjuangan. tutupnya.

Senin, 08 Mei 2017

Gebyar MILAD IMALA ke 18


Rangkaian kegiatan Gebyar Milad IMALA Ke-18 telah selesai terselenggara. Diawali dengan Pelatihan Jurnalistik pada hari Kamis, 27 April 2017 yang diikuti oleh kaum pelajar Se-Kabupaten Lebak. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kasi Kesiswaan Dindikbud Prov. Banten, Suryadi, M.Pd
keesokan harinya, Jum'at, 28 April 2017 perhelatan Turnamen Badminton yang memperebutkan Piala Bupati yang di ikuti peserta kategori pelajar dan kategori umum se Kab. Lebak. Kegiatan ini dibuka oleh perwakilan Dispora Kab. Lebak. Total hadiah yang diperebutkan 5 juta rupiah dan diraih oleh pasangan ganda heri/peni. Pasangan pelajar ikhsan/fawas dan tunggal putra ikhsan.
Sabtu, 29 April 2017
Festival Band yang merupakan ajang sekaligus panggung untuk para insan musik Kab. Lebak unjuk gigi. Total hadiah yang diperebutkan 3 juta rupiah dan diraih oleh band Galaxy asal Rangkasbitung. Di hari yang sama, kegiatan Bazar IMALA turut meramaikan festival.
Senin, 1 Mei 2017
Acara Ranking 1 merupakan ajang uji pengetahuan berlangsung dengan meriah.
Dihadiri berbagai peserta pelajar dan umum.
di hari yang sama, acara dilanjutkan dengan
Mimbar Bebas yang merupakan momen untuk menyampaikan orasi-orasi ilmiah tentang kedaerahan. Kegiatan yang diikuti oleh beberapa OKP dan Bem sekabupaten Lebak iji berjalan dengan sukses.
Selasa, 2 Mei 2017
Gebyar Malam Puncak Milad IMALA Ke-18 yang bertepatan dengan hari jadi Ikatan Mahasiswa Lebak sukses terselenggara. Dengan mengusung tema "Transditional", acara ini dihadiri langsung oleh Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, SE., MM. Turut hadir pula Wakil Bupati, H. Ade Sumardi, M.Si., Sekretaris Daerah dan Jajaran OPD Kab. Lebak. Acara potong tumpeng oleh Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) yang didampingi oleh Para Pendiri dan Alumni serta diikuti oleh gemerlap pesta kembang api mengundang riuh tepuk tangan dari para tamu undangan yang hadir.
Dipenghujung acara, live performance dari KPJ dan bintang tamu, B'ShoutGank, Momonon menjadikan suasana malam puncak semakim spektakuler.
Jum'at-Minggu, 5-7 Mei 2017
Kegiatan Let's Go Baduy Let's Go Green telah sukses terselenggara. Kegiatan jelajah budaya suku Baduy dan penanaman seribu pohon berlangsung selama 3 hari. Peserta dari berbagai kampus di seluruh indonesia ini sangat antusias mengikuti kegiatan eksplorasi sekaligus edukasi ke tanah 1001 pantangan yang merupakan salah satu dari 7 Wonders of Banten.
*Juangmu Takkan Terhenti Tak Akan Mati*

Jumat, 28 April 2017

Membuka Acara Badminton Dispora Lebak Menggunakan Bahasa Sunda


Gebyar Milad IMALA ke 18 mempersembahkan turnamen badminton se Kabupaten Lebak di gedung GOR Jayabaya.
Turnamen yang di ikuti tingkat pelajar dan umum ini dibuka oleh perwakilan Dispora Lebak Bapak Dani, dalam sambutanya Dani menggunakan bahasa sunda karena berbarengan dengan seba baduy dan himbauan bupati untuk menggunakan bahasa sunda. "Perlombaan anu positif kudu didukung ku urang kabehan supados tiasa ningkatken prestasi". Katanya.
Selain itu perwakilan PBSI yg diwakili bapak dwi mengatakan semakin banyaknya turnamen akan berdampak positif bagi olahraga badminton. Karena dapat memberikan kesempatan dan peluang untuk mengukir prestasi. Imbuhnya.
Senada dengan ketua pelaksana Dedin Wahyudin. Tujuan mengadakan turnamen badminton untuk membumikan olahraga yang sangat digemari masyarakat, sehingga diharapkan badminton menjadi cabor berprestasi di kabupaten Lebak.
Dalam pembukaan turnamen badminton ini di hadiri langsung ketua Umum IMALA Dudi Haryudi.

Selasa, 11 April 2017

Lawan bentuk intimidasi


Penyiraman air keras ke penyidik novel baswedan merupakan tindakan biadab. Bentuk intimidasi dan kejahatan yang dilakukan kepada penyidik senior KPK ini disinyalir untuk menutupi kasus mega proyek E KTP.
Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) mengutuk tindakan biadab ini, karena sudah mencederai proses hukum. Negara harus bertanggung jawab terutama bapak presiden dan kapolri yang harus segera mengusut tuntas tindakan kejahatan ini. Jangan sampai negara ini dikuasai  teror dan bentuk intimidasi. Sangat bahaya sekali jika negara diam.
IMALA mengajak setiap elemen masyarakat dan mahasiswa untuk bersama sama melawan bentuk tindakan primitif ini. Penegakan hukum tidak boleh di intervensi dalam bentuk teror maupun kekerasan. Kita harus lawan bersama sama kata ketua umum IMALA dudi haryudi.

Mari kita do'akan novel baswedan segera sembuh dan kita dukung terus KPK mengusut kasus korupsi yang jelas jelas sudah merugikan negara. kata dudi.

Senin, 03 April 2017

HILANGNYA PRINSIP CHECK AND BALANCE DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN LEBAK


Berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa yang dimaksud Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan daerah oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan negara republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
Dalam menjalankan pemerintahan yang baik menurut prinsip otonomi daerah maka pemerintah daerah harus berupaya untuk menggunakan hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus  sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat harus berdasarkan keadilan pancasila.
Dalam penyelenggaraannya yang diberikan undang-undang begitu besar terhadap pemerintah daerah, ditambah dengan adanya prinsip dekonsentrasi pemerintahan tentu ini akan memberikan peluang besar terhadap inkonsistensi dan penyelewengan atau penyalahgunaan wewenang pemerintah daerah. Tentu hal ini perlu adanya pengawasan (check and balance) antar lembaga negara.
Prinsip checks and balances dalam negara hukum (rechstaat) menurut Montesquieu harus ada pembagian kekuasaan (separation of power) yang didasarkan pada trias politica yakni kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Masing-masing lembaga ini harus saling mengawasi dan saling mengontrol.
Dalam fungsinya, kekuasaan eksekutif dalam hal ini bupati mempunyai hak dan wewenang serta kewajiban untuk menyelenggarakan pembangunan dan menjadi eksekutor pelayanan masyarakat, tentu bupati harus dikontrol dan diawasi oleh lembaga legislatif dalam hal ini DPRD.
Begitupun DPRD dalam fungsinya mengatur, membuat peraturan dan kebijakan daerah harus diawasi oleh lembaga yudikatif, dari fungsi ini bertujuan agar tidak ada peraturan yang bertentangan dengan undang-undang dan tidak ada keberpihakan kebijakan untuk sebagian elite kepentingan, semua harus berdasarkan keadilan dan kepentingan masyarakat seutuhnya. Tujuan inilah daripada amandemen UUD 1945 yang ke 4 dimana prinsip check and balance system harus berjalan dan efektif agar tidak ada ruang-ruang untuk menyalahgunakan kekuasaan.
Faktanya adalah pemerintahan di Kab. Lebak yang berdiri sejak 2 Desember 1828 hingga hari ini tahun 2017 prinsip negara demokrasi masih jauh daripada primsip yang dicita-citakan pancasila. Kendali kekuasaan masih bersandar pada beberapa orang saja, kekuatan ekonomi masih dipegang oleh beberpa orang saja yang saya kira masyarakat tahu tentang siapa saja diantara beberapa orang yang dimaksud penulis.
Penulis tidak menyudutkan pihak tertentu hanya saja penulis resah dan galau melihat keadaan Lebak yang terus seperti rezim Soeharto, banyak istilah kajawaraan untuk menakut-nakuti masyarakat. Tentu ini menjadi masalah apabila kita biarkan, ini akan menjadikan sistem demokrasi yang saya sebut sebagai demokrasi kemunduran. Kalau saya boleh membandingkan antara demokrasi kebablasan dan demokrasi kemunduran maka demokrasi kemunduranlah yang lebih berbahaya daripada demokrasi kebablasan. Kita akan mengulang sejarah orde lama dan orde baru, dimana masyarakat sulit  dan bungkam terhadap ketidak adilan karena rasa takut. Masyarakat takut diintimidasi dan disiksa, para pejabat takut dipecat oleh atasannya, bahkan perwakilan rakyat yang ada di DPRD tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa mencegah terjadinya kooptasi kekuasaan (impoten).
Sistem oligarki yang meruntuhkan rezim Soeharto 1989 tidak semata-mata karena kebencian masyarakat terhadap penguasa melainkan karena tidak adanya sistem distribusi (distribution of power) di dalam internal pemerintahan. Adanya politik dinasti di kabupaten Lebak ini bukanlah suatu kemajuan tapi suatu kemunduran didalam negara yang menganut negara hukum. Saya lihat dan saya rasakan sebagai warga Kabupaten Lebak sejarah itu terulang kembali di pemerintahan Lebak. Hal ini yang menjadi kekhawatiran penulis apabila rezim ini terus menjadi momok menakutkan bagi masyarakat, akan berakibat pada tidak stabilnya pemerintahan dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat. 
Solusi yang mungkin bisa penulis tawarkan adalah kembali kepada konsep good governance dan clean governance yakni sebuah legitimasi politik yang bekerjasama dengan institusi masyarakat sipil (civil society), kebebasan berasosiasi dan partisipasi, memperkuat sistem yudisial yang adil dan dapat dipercaya serta memperkokoh fungsi DPRD dan para tokoh (good citizen) untuk mengontrol dan mengawasi jalannya pemerintahan yang baik (good parlemen).

Writer : Muhamad Zaenuri Kabid 1 IMALA  
 

Sabtu, 01 April 2017

Mimbar bebas


Gebyar Milad IMALA ke 18 akan  menyelanggarakan kegiatan mimbar bebas. Mimbar bebas merupakan kegiatan penyampaian pendapat di muka umum yang dilakukan secara bebas dan terbuka tanpa tema tertentu.Hal ini sesuai dengan amanat konstitusi yaitu Pasal 1 UU Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum.
Mimbar bebas ini bertujuan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat lewat orasi ilmiah tentang Ke lebakan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan ada masukan, saran dan konsep yang membangun untuk daerah kab.Lebak.
Adapun kegiatan akan dilaksanaka pada:
Tanggal : 01 Mei 2017
Tempat: GOR ONA Rangkasbitung
Peserta mimbar bebas dari berbagai elemen yaitu Unsur Pemerintah, DPRD,  OKP,  BEM, ORMAS, LSM dan KOMUNITAS.
setiap perwakilan peserta berorasi dengan durasi 10 menit  dan dipandu oleh moderator.
Setiap orasi akan di dokumentasikan baik itu visual maupun auditori dan akan dijadikan arsip dalam buku pergerkan Kab. Lebak.
Dengan penuh hormat, kami mengundang seluruh elemen masyarakat kab. Lebak untuk hadir dalam acara tersebut. Mari Kita bangun kab. Lebak dengan cara konstruktif.
"Juangmu takan terhenti takakan mati"
Mengetahui,
Ketua Umum
IMALA
Ttd
Dudi Haryudi

Kamis, 30 Maret 2017

PEMERINTAH TIDAK SERIUS DALAM MELAKSANAKAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN LEBAK


Dalam rangka menyusun perencanaan pembangunan di tahun 2017 ini, pemerintah telah melaksanakan agenda Musyawarah Rencana Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) Kabupaten Lebak pada hari Rabu s/d Kamis 28-29 Maret 2017.
Dalam agenda tersebut pemerintah telah menuangkan sejumlah program kerja dalam draft musrenbang yang kiranya memerlukan dana sebesar 2,4 T. Upaya pemerintah dalam melaksanakan musyawarah tersebut telah mengundang beberapa instansi baik intansi pemerintahan maupun non pemerintahan termasuk ormas dan kemahasiswaan.
Sebagai mahasiswa kami menilai banyak kecerobohan dan ketidakseriusan pemerintah dalam melaksanakan musrenbang tersebut, bahkan ketika kami ikut dan hadir dalam forum tersebut kami bertanya-tanya, kami hadir untuk ikut melaksanakan proses musyawarah atau hanya hadir untuk menyaksikan penetapan sejumlah program kerja yang sebelumnya sudah dibuat dan disusun dalam sebuah draft. Mengapa kami katakan bahwa pemerintah daerah tidak serius dalam melaksanakan musrenbang tersebut, ada beberapa indikator dasar yang tidak terpenuhi dalam proses musrenbang tersebuut:
1. Sebelum dibuatnya draft perencanaan program yang akan dibahas melalui musrenbang hendaknya pemerintah melihat dampak sosial (soscial impact) dan apa yang  menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga manfaat dari pembangunan tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
2. Program yang dicanangkan dalam musrenbang tersebut haruslah berdampak secara universal dalam arti bahwa harus ada pemerataan pembangunan, mulai daripada pembangunan desa sampai kota. Karena dengan terlakssananya pembangunan secara merata baik pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan sebagainya yang sifatnya menjadi kebutuhan masyarakat harus memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
3. Proses daripada pembahasan musyawarah perencanaan pembangunan tersebut harus dibahas melalui musyawarah mufakat, bukan atas dasar kehendak politik (political will) yang dibangun oleh segelintir kelompok elit.
Kami Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) menilai, kalau saja setiap tahunnya proses musrenbang terus dilaksanakan seperti ini, akan melahirkan banyak celah untuk melakukan korupsi. Yang sama-sama kita tahu bahwa di Kabupaten Lebak tercinta ini, rentan terhadap korupsi, dan pencucian uang. Mengapa demikian, karena fungsi daripada distribution of power atau pembagian kekuasaan Eksekutif, Legislatif, dan yudikatif adalah dengan adanya checking and balancing. fungsi inilah yang kami lihat sudah mulai hilang di kabupaten Lebak.

Selasa, 28 Maret 2017

Rilis oke

Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) merayakan hari jadinya yang ke 18 tahun yang bertepatan pada tanggal 02 Mei. Adapun Rangkaian acara kegiatan pra milad dimulai dari tanggal 26 April sampai 02 Mei 2018. Dimulai dari kegiatan pasar rakyat (bazaar), pelatihan jurnalistik, kompetisi badminton, rangking 1, festival band, goes to baduy, mimbar bebas, charity day dan malam puncak.

IMALA merupakan Organisasi primordial yang mengedepankan 3 pilar perjuangan yaitu Intellectual Movement, Moral Force dan Independency. Serta Daya kritis, analitisnya sebagai ujung tombak pergerakan.
sudah hampir 2 dekade IMALA menunjukan eksistensinya dan mewarnai hiruk pikuk, asam garam perjuangan di Kab. Lebak, tidak mudah untuk bertahan sebagai organisasi kedaerahan yang sempat banyak penolakan dari berbagai pihak. Akan tetapi, IMALA tetap tegak berdiri dan konsisten
"Pohon semakin tinggi semakin diterpa Badai" tetapi Akarnya akan terus menancap dan semakin kuat.
Perjuangan IMALA tidak akan pernah berhenti bahkan tidak akan mati prinsip yang terus ditularkan sampai lintas generasi. Sesuai dengan slogannya "Juangmu takan terhenti takakan mati"
Ke 18 tahun IMALA membawa tema besar "TRANSDITIONAL"  dan subtema "Edukatif, Progresif dan Berintegritas"
Transditional merupakan cara berpikir yang mengedepankan modernisasi akan tetapi tetap menjunjung tinggi nilai -nilai tradisi (kedaerahan)
Meskipun IMALA organisasi primordial akan tetapi harus berpikir global. " think globally act lacally" berpikir global berjiwa lokal. Sepirit inilah yang terus kita perjuangkan sebagai organisasi inklusif dan modern.

Jumat, 24 Maret 2017

Rilis

Ikatan Mahasiswa Lebak ( IMALA) bersama ASIPA menyelenggarakan saembara Desain kaos Lebak yang bertujuan untuk mengenalkan Kab Lebak dengan industri creatif Lokal.
Acara launching desain kaos lebak yg dihadiri pelaku usaha dan ukm se Kab. Lebak bertempat di Plaza Lebak.
IMALA sebagai organisasi yang sangat cinta kedaerahan terus bekerjasama dengan pelaku usaha dan industri creatif dalam mempromosikan kab Lebak keseluruh nusantara dan dunia. Sekretaris Umum IMALA Chandra Nugraha mengatakan sebagai daerah yg kaya dengan budaya dan wisatanya perlu di gerakan industri creatif sebagai penjaga dan niali nilai budaya serta melestarikan kekayaaan Lebak.
Selain itu ketua ASIPA Eka Nurwana Lebak harus keluar dari zona nyaman dan siap bersaing dengan daerah lain.  Lebak juga bisa donk. Ujarnya.
Turut hadir Bupati Lebak Hj Iti Octavia Jayabaya. dalam sambutanya sangat mengapresiasi acara launching kaos ini. Kita harus bangga produk Lebak mari kita  bela beli produk Lebak . Karena bukan kita siapa lagi yang membangun Lebak, sinergi dengan organisasi, komunitas dan ukm sangat penting dalam mengenalkan produk industri creatif Lokal. Kata iti.

Senin, 20 Maret 2017

Pemerintah harus tegas tentang beredarnya isu penculikan anak


IMALA mempertanyakan ketegasan pemerintah pusat ataupun daerah tentang isu penculikan anak. Belakangan ini marak berita penculikan anak yang menyamar sebagai orang yang gangguan jiwa sehingga masyarakat terkesan main hakim sendiri.

Masyarakat telah dibutakan dengan informasi yang beredar sehingga menimbulkan kebencian terhadap kaum difabilitas khususnya yang gangguan mental.

Menurut ketua Umum IMALA Dudi Haryudi mengatakan situasi ini sangat meresahkan masyarakat apalagi isu ini terus berkembang sehingga perlu ada tindakan tegas dari pemerintah dan penegak hukum. 

Orang yang gangguan jiwa pun berhak untuk hidup yang sudah jelas di lindungi UUD 1945 jangan sampai nyawa mereka terancam dan jadi bulan-bulanan masa kata dudi.

Kab. Lebak harus menjadi daerah yang aman dan damai, harus ada ketegasan dan perhatian yang inten dari setiap stakeholder dalam menyikapi isu yang beredar dimasyarakat. Ujarnya.

Minggu, 19 Maret 2017

IMALA meminta inspektorat untuk mengaudit lembaga KTP


Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) menyayangkan DPRD Kab. Lebak tidak becus dan serius dalam menyikapi desakan masyarakat terkait pembubaran lembaga Komisi Transparansi dan Partisipasi (KTP). Upaya upaya yg telah ditempuh  IMALA seperti audiensi, unjuk rasa bahkan IMALA sudah menyurati kemendagri sebagai bentuk keseriusan IMALA dan Rakyat untuk membubarkan KTP.
Menurut Aktivis IMALA Muhamad Zaenuri Sebagai badan Legislatif harusnya DPRD peka terhadap aspirasi rakyat dan rakyat berhak menyampaikan aspirasinya seperti yang tertuang di dalam UU No. 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, sebaiknya DPRD menghindari sikap acuh tak acuh terhadap permasalahan daerah jangan sampai kepercayaan rakyat terhadap DPRD hilang karena kelalaian dan kecerobohan. Janji janji untuk menindaklanjuti pencabutan perda KTP ini hanya pepesan kosong. “DPRD telah menghianati rakyatnya sendiri” tandasnya.
Muhamad Zaenuri mengkhawatirkan jikalau DPRD terus mandul dan impoten ini akan berdampak buruk bagi pembangunan Kab. Lebak sendiri  “miris sekali” katanya
Sedangkan menurut Ketua Umum IMALA Dudi Haryudi mengatakan kita tidak pernah bosan memperingtkan bupati dan DPRD untuk segera membubarkan Lembaga KTP yang jelas jelas sudah tidak dibutuhkan lagi di Kab. Lebak.
Sampai saat ini perjuangan kita tidak akan pernah kendor, kita sudah melayangkan permohonan ke inspektorat Kab. Lebak  untuk meng Audit Lembaga KTP, baik itu dari anggaran maupun kinerjanya. Kata Dudi.
Selama ini pihak terkait terkesan acuh dan masa bodo terkait KTP oleh karenanya kami siap melakukan class action bila perlu turun kejalan. Tutupnya.

Sabtu, 11 Maret 2017

IMALA mendukung KPK membongkar kasus super korupsi E-KTP



IMALA (Ikatan Mahasiswa Lebak) sepenuhnya mendukung KPK memberantas penyakit negara yaitu korupsi. Apalagi korupsi super besar yg merugikan negara triliuanan. Kasus E-KTP yg menyeret partai politik dan anggotanya sangat mencoreng kewibawaan negara pasalnya kepercayaan publik kepada pejabat negara semakin merosot.
Ketua umum IMALA Dudi Haryudi mengatakan kasus korupsi E KTP sangat berdampak kepada masyarakat khusunya di daerah, lagi lagi rakyat dirugikan dan menjadi korban kebiadaban para tersangka. Pantes saja blangko KTP kosong ternyata dikorupsi. Tandasnya.
Selain terhambatnya pembuatan KTP ternyata sistemnya juga tidak jalan apa bedanya E KTP dengan KTP biasa? Yg membedakan hanya plastiknya saja. Ujar dudi.
KPK harus berani membongkar dan usut tuntas kasus super besar ini, tangkap dan penjarakan oknum yg bermental tikus. Tutupnya.

Jumat, 24 Februari 2017

Buruknya Ketertiban Umum di Kab. Lebak



IMALA (Ikatan Mahasiswa Lebak) menyayangkan pegawai pemda Kab. Lebak yang parkir sembarangan di bahu jalan atau trotoar. Hal ini melanggar Perda Nomor 17 tahun 2006 tentang ketertiban umum. Menurut M. Choirul Anam, aktivis IMALA mengatakan bahwa  Pemda harus bersikap tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran semacam ini, apalagi ini sangat mengganggu pengguna jalan lain sehingga tata kota Kab. Lebak terlihat carut marut dan ambruadul.
dalam pasal 4 ayat (2) peraturan daerah Kab. Lebak Nomor 17 tahun 2006 tentang tertib jalan raya yang berbunyi "untuk melindungi hak setiap orang, badan hukum atau perkumpulan sebagai mana dimaksud pada ayat 1 pemerintah daerah melakukan penertiban penggunaan jalur lalu lintas, trotoar dan bahu jalan, jalur hijau jalan, jembatan dan penyebrangan jalan orang seta melindungi kualitas jalan," tutupnya.
Selain itu ketua umum Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) Dudi Haryudi mengatakan semua pihak harus bertanggung jawab terutama DISHUB dan SATPOL PP jangan sampai ada tebang pilih terkait pelanggran ketertiban umum sehingga menjadi preseden buruk di mata masyarakat. “Masa PKL  terus ditertibkan tapi para pegawai dan pejabat yang parkir sembarangan tidak pernah ditindak”. padahal peraturan itu berlaku untuk setiap warga negara di Kab. Lebak. Pungkasnya

Selasa, 21 Februari 2017

Lebak Harus Bangkit


Tuan-tuan Kepala Negeri Lebak, Jika ada orang di antara kita yang melalaikan kewajibannya Untuk mencari keuntungan, yang menjual keadilan demi uang Atau merampas kerbau dari orang miskin dan buah kepunyaan orang yang lapar Siapa yang akan menghukumnya …? (Multatuli-Max Havelaar)
Kalimat di atas merupakan pidato terkenal Asisten Residen Lebak Max Havelaar saat pertama menginjakan kaki untuk melaksanakan tugas di daerah yang miskin itu di awal tahun 1856. Pidato tersebut konon membuat gusar para demang yang secara de vacto memang berada dibawah kuasa sang asisten residen. Syahdan Havelaar telah lama dan banyak tahu ulah para demang ini yang menurut Max sewenang-wenang serta menghisap rakyat.
Hal-hal tersebut sama hal nya dengan realitas sosial Kabupaten Lebak saat ini, dimana kaum feodal, dan kapitalis birokrat masih mempraktikan penghisapan, penindasan, terhadap rakyat! Sehingga, kesejahteraan hanya sebuah wacana yang muncul ketika momentum yang menguntungkan secara individu maupun golongan.
Maka dari itu, IMALA mempertegas untuk bagaimana mengupayakan bentuk penyadaran untuk mahasiswa atau elemen masyarakat lebak yang bersifat menindas dan merugikan rakyat dengan sebuah gerakan yang progresif. Dan kita butuh mahasiswa lebak untuk bersama-sama mengabdi, membangun, dan berjuang atas nama rakyat khususnya Lebak-Banten.
Sikap Independen yang di aplikasikan di IMALA merupakan sikap yang seharusnya di miliki sebuah organisasi kemahasiswaan pada umumnya dengan menjunjung tinggi idealisme untuk kalangan mahasiswa sebagai refresentatif perjuangan rakyat.
Ketika kita sudah bersikap independensi tentunya akan terbentuk moral/akhlak sebagai hirarki tertinggi dalam kehidupan manusia. Karena ketika seseorang sudah berpikir secara idealis dan tanpa intervensi kolektiv kepentingan penguasa, disitulah moral force berperan untuk mempertegas dan komitmen untuk bersifat independen.
Tentunya untuk mencapai semua itu perlu konstruksi paradigma ke ilmuan beserta wawasan yang di sebut dengan istilah intelectual movement (pergerakan intelektual).
Mari bergabung dengan mengikatkan diri menjadi sebuah kesatuan Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) untuk berpartisipasi dan berperan aktiv serta berkontribusi untuk terwujudnya kemaslahatan umat khususnya kabupaten lebak.
Created Nukman Paluti IMALA UNTIRTA

Lawan Virus Para Penindas

Tuan-tuan Kepala Negeri Lebak, Jika ada orang di antara kita yang melalaikan kewajibannya Untuk mencari keuntungan, yang menjual keadilan demi uang Atau merampas kerbau dari orang miskin dan buah kepunyaan orang yang lapar Siapa yang akan menghukumnya …? (Multatuli-Max Havelaar)

Kalimat di atas merupakan pidato terkenal Asisten Residen Lebak Max Havelaar saat pertama menginjakan kaki untuk melaksanakan tugas di daerah yang miskin itu di awal tahun 1856. Pidato tersebut konon membuat gusar para demang yang secara de vacto memang berada dibawah kuasa sang asisten residen. Syahdan Havelaar telah lama dan banyak tahu ulah para demang ini yang menurut Max sewenang-wenang serta menghisap rakyat.

Hal-hal tersebut sama hal nya dengan realitas sosial Kabupaten Lebak saat ini, dimana kaum feodal, dan kapitalis birokrat masih mempraktikan penghisapan, penindasan, terhadap rakyat! Sehingga, kesejahteraan hanya sebuah wacana yang muncul ketika momentum yang menguntungkan secara individu maupun golongan.

Maka dari itu, IMALA mempertegas untuk bagaimana mengupayakan bentuk penyadaran untuk mahasiswa atau elemen masyarakat lebak yang bersifat menindas dan merugikan rakyat dengan sebuah gerakan yang progresif. Dan kita butuh mahasiswa lebak untuk bersama-sama mengabdi, membangun, dan berjuang atas nama rakyat khususnya Lebak-Banten.
Sikap Independen yang di aplikasikan di IMALA merupakan sikap yang seharusnya di miliki sebuah organisasi kemahasiswaan pada umumnya dengan menjunjung tinggi idealisme untuk kalangan mahasiswa sebagai refresentatif perjuangan rakyat.
Ketika kita sudah bersikap independensi tentunya akan terbentuk moral/akhlak sebagai hirarki tertinggi dalam kehidupan manusia. Karena ketika seseorang sudah berpikir secara idealis dan tanpa intervensi kolektiv kepentingan penguasa, disitulah moral force berperan untuk mempertegas dan komitmen untuk bersifat independen.
Tentunya untuk mencapai semua itu perlu konstruksi paradigma ke ilmuan beserta wawasan yang di sebut dengan istilah intelectual movement (pergerakan intelektual).

Mari bergabung dengan mengikatkan diri menjadi sebuah kesatuan Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) untuk berpartisipasi dan berperan aktiv serta berkontribusi untuk terwujudnya kemaslahatan umat khususnya kabupaten lebak.
Created Nukmat Paluti IMALA UNTIRTA

Masa Pengenalan Organisasi (MPO)

Sosialisasi Masa Perkenalan Perguruan Tinggi (MPPT) IMALA PC Jakarta Raya

Sabtu, 18 februari 2017. Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) Cabang Jakarta Raya Mengadakan sosialisasi Masa Perkenalan Perguruan Tinggi (MPPT). Di SMAN 1 Sobang, Kabupaten Lebak. Acara yang bertemakan “Meningkatkan Semangat Anak Bangsa Dalam Dunia Pendidikan Perguruan Tinggi” ini bertujuan untuk Memberikan pengetahuan dari masing-masing perwakilan perguruan tinggi serta Memotivasi para siswa SMAN 1 Sobang untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi (Perguruan Tinggi).
Para perwakilan perguruan tinggi ini memaparkan tentang perguruan tinggi negeri dan swasta. Seperti cara mendaftar, rincian biaya, sampai fakultas yang ada di perguruan tinggi tersebut. Senada yang disampaikan oleh ketua pelaksana MPPT saudara Rois, bahwa tingkat pendidikan di Indonesia, khususnya Lebak masih rendah, untuk itu perlu motivasi dan semangat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
”Negara Negara lain maju dalam dunia pendidikan, tapi Indonesia khussnya Lebak masih sedikit yang melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Oleh karenanya, kami ingin memotivasi dan mengajak adik-adik untuk lebih semangat dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. jelasnya
Dalam kesempatan yang sama, ketua Cabang IMALA Jakarta Raya, Muhamad Yusuf.SH mengatakan bahwa perguruan tinggi adalah tempat pendidikan paling penting di era moderenisasi saat ini.
” Perguruan tinggi menjadi tempat pendidikan yang di anggap paling penting di era Moderenisasi pada saat ini, baik perguruan tinggi Negeri atau pun Swasta saling berkompetisi dalam menunjang kualitas para peserta didik melalui berbagai macam hal kegiatan baik di intra kampus maupun di ekstra kampus”. Tegasnya.
Beliau juga menjelaskan bahwa MPPT merupakan suatu dorongan terhadap dunia pendidikan terutama di kabupaten lebak.
” Tindak lanjut dari MPPT merupakan suatu dorongan terhadap dunia pendidikan terutama dunia perguruan tinggi dimana saat ini jumlah peserta didik dari kabupaten Lebak sendiri masih minim di bandingkan dengan daerah-daerah lain. terbukti dengan tidak adanya satupun universitas di kabupaten Lebak. Dengan adanya kegiatan ini di harapkan minat serta motivasi peserta didik tingkat SMA/Sederajat mampu mendorong pemerintah dalam mengembangkan dunia pendidikan”. Tutupnya
Semoga dari sosialisasi tersebut, para siswa SMAN 1 Sobang termotivasi untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi (Perguruan Tinggi).(fatih)

Sabtu, 21 Januari 2017

Pemerintah buta

IMALA.
Rangkasbitung, 21 januari 2017. Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) menggelar aksi penanaman pohon pisang dijalan raya yang berlubang, aksi ini sebagai bentuk keprihatinan mahasiswa Dan masyarakat. Kepada pemerintah yg melakukan pembiaran terhadap jalann yang berlubang. Aktivis IMALA Dedin wahyudin mengatakan semakin banyak jalan berlubang semakin banyak pula potensi kecelakaan apalagi jalan raya provinsi yang ramai dilalui pengguna lalu lintas harusnya pemerintah peka terhadap jalan-jalan rusak di kab. Lebak. Tutupnya.
Sebelum menggelar aksinya IMALA melakukan musyawarah dengan masyarakat setempat Dan ketua RT nya. Yg bertujuan untuk mendengar aspirasi masyarakat setempat terkait jalan raya yg rusak. Seperti yg di sampaikan oleh Pak Ujang selaku ketua RT di Desa. Sukamanah " jalan raya diwilayah RT kami sudah Rusak  hampir 3 tahun lebih Dan sudah banyak memakan korban bahkan sampai Ada yang meninggal dunia ". Senada dengan masyarakat setempat Andi suhendar Aktivis IMALA mengatakan bahwa kami khawatir dengan semakin banyak Jalann berlubang nyawa kami terancam, Tandasnya.
Selain itu ketua umum IMALA Dudi Haryudi mengatakan Quality Control pemerintah sangatlah buruk tidak adanya keseriusan membangun infrastruktur khususnya jalan mengakibatkan kualitas jalan tidak sesuai dengan SOTK. Hal ini bisa dilihat setiap pembangunan jalan dalam 3 bulan saja sudah rusak kembali. Jika Pemerintah tidak bisa melaksanakan fungsi dan tugasnya lebih baik mundur saja, tutupnya.

Rabu, 04 Januari 2017

IMALA Mendesak Presiden RI dan KEMENDAGRI untuk Membubarkan KTP Lebak

Rabu, 4 Januari 2017, Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) menyurati Kepala Biro Hukum Kemendagri RI, dalam surat tersebut IMALA meminta kepada Kemendagri untuk mencabut Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No. 2 Tahun 2012 yang menjadi dasar hukum dibentuknya Komisi Transparansi dan Partisipasi Kabupaten Lebak. Menurut Dudi Haryudi (Ketua Umum IMALA) Dikirimnya surat tersebut dengan alasan sebagai berikut:
1. Bahwa benar KTP Lebak didirikan berdasarkan Perda Kab. Lebak No. 6 Tahun 2004 yg telah dirubah menjadi Perda No. 2 Tahun 2012;
2. Bahwa benar dalam perubahan perda No. 6 tahun 2004 menjadi Perda No. 2 tahun 2012 tidak mencantumkan Undang2 No. 14 tahun 2008 sebagai landasan Yuridisnya, dengan demikian Perda tersebut dapat dinyatakan tidak berlaku secara yuridis;
3. Bahwa benar setelah lahirnya Undang2 No.14 tahun 2008 maka di Kabupaten Lebak telah dibentuk Pusat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yg sesungguhnya memiliki tugas dan kewenangan yg sama dengan KTP Lebak;
4. Bahwa benar ketika terjadi sengketa informasi publik, KTP tidak memiliki kewenangan untuk menyelesaikannya karena hal tersebut merupakan kewenangan Komisi Informasi (KI), dan KTP tdk mempunyai kewenangan apapun;
5. Bahwa benar KTP Lebak telah menghabiskan anggaran APBD Lebak sebesar Rp. 600 Juta/tahun, sebuah angka yang fantastis dan penghamburan anggaran ditengah kesulitan masyarakat Lebak yg masih tertinggal;
6. Bahwa benar KTP Lebak sama sekali tidak memiliki fungsi dan kewenangan yg jelas karena fungsi dan kewenangannya telah diambil alih oleh PPID serta Dinas Komunikasi dan Informasi, sehingga eksistensi KTP Lebak semakin tidak jelas dan sangat jauh dari kebermanfaatan. Berdasarkan alasan2 tersebut IMALA meminta kepada Kemendagri untuk mencabut dan/atau membatalkan Perda Kab. Lebak No. 02 Tahun 2012. Selain menyurati Kemendagri, IMALA juga menyurati Presiden RI, Ketua Mahkamah Agung RI, Gubernur Banten, Bupati Lebak, dan Ketua DPRD Kabupaten Lebak.